Langsung ke konten utama

Naskah Teater Tradisional Samba Paria dari Sulawesi Barat



Adegan 1
            Ketika sang raja sedang berburu di sebuah hutan belantara bersama kedua prajurit kesayangannya, Ia mencium bau masakan ditengah hutan tersebut.
Raja                   : “Wah, sepertinya aku mencium bau masakan yang sangat lezat disini, tapi inikan ditengah hutan, mana ada orang yang tinggal disini.”
Prajurit 1           : “Maaf yang mulia, tapi sepertinya memang benar ada orang yang tinggal disini. Karena saya pernah melihat sebuah gubuk yang tertutup rapat oleh tanaman paria, namun sepertinya tanaman paria itu ada yang merawatnya, wahai baginda Raja”
Prajurit 2           : “Benar yang mulia, kata para warga yang sering mencari kayu bakar di sekitar sini, ada seorang gadis cantik jelita bernama Samba Paria yang tinggal hanya bersama kakaknya.”
Raja                   : “Wah.. Benarkah begitu? Hmm... Sepertinya aku harus menemui gadis itu! Siapa tau dia bisa menjadi koleksi ke 100 ku! Hahahahahahahahahaha! Baiklah ayo kita berangkat!”
Prajurit 1 dan 2 : “Baik yang mulia!”

Adegan 2
            Dengan iringan para prajuritnya, Sang Raja akhirnya tiba di rumah panggung milik Samba Paria. Terdengarlah suara ketukan dari pintu depan rumah samba paria.
Prajurit 1           : (berbicara dari balik pintu rumah samba paria) “Permisi, Apakah ada orang di dalam?”
Kakak samba     : “Siapa itu samba? Apakah itu sang Raja dan para pengawalnya? Aku mendengar bahwa hari ini sang raja dan para prajuritnya sedang pergi berburu di hutan ini, tapi mengapa perasaanku mejadi tidak enak?”
Samba paria       : “Ah, itu mungkin hanya firasat kakak saja. Kakak tidak usah khawatir. Walaupun Raja kita terkenal dengan kekejamannya, tapi dia kan tidak punya alasan untuk menyakiti kita.”
Prajurit 2           : (mengetuk pintu sambil berbicara dibalik pintu rumah samba paria) “Permisi, disini ada yang mulia Raja, tolong bukakan pintunya!”
Samba paria       : “Ah, biar saya saja yang bukakan pintunya kak.” (membuka pintu rumahnya)
Raja                   : (maju dan berbicara kepada penonton) “Wah, ternyata benar  apa yang dikata orang, dia itu gadis yang sangat cantik!” (kembali ke tempat sang raja berdiri semula) “kalau boleh tau, siapaakah gerangan namamu nona cantik?”
Samba paria       : “Nama hamba Samba yang mulia, namun karena rumah hamba di tutupi oleh tanaman paria maka orang-orang menyebut hamba Samba Paria, yang mulia”
Raja                   : “Oh.. sungguh nama yang begitu indah. Dan ini pasti kakaknya Samba ya?”
Kakak Samba    : “Betul sekali yang mulia. Kalau saya boleh tau apakah gerangan tujuan yang mulia hingga mau masuk ke gubuk kami yang sederhana ini?”
Raja                   : “Mm... Begini, saya baru saja selesai berburu namun saya sangat haus sekali, jadi saya datang untuk meminta air minum.”
Kakak samba     : “Ampun Baginda Raja, air minum hamba telah habis. Namun, jika Baginda Raja bersedia menunggu, biarlah hamba mengambilkan air dari mata air di balik gunung terlebih dahulu."
Samba Paria      : “Mmm, tidak kak, perkenankan saya menggantikanmu kak, Bukankah engkau sedang merasa tidak enak badan?”
Kakak Samba    : “Baiklah, tapi tolong berhati-hatilah.”
Samba paria       : “Baiklah kak!” (pergi keluar rumah)
Raja                   : “Kalau begitu, saya akan menunggu di luar sambil menghirup udara segar”
Kakak Samba    : “Baik, Baginda Raja”

Adegan 3
            Ketika Samba Paria tengah mengambil air, Sang Raja pun menjalankan niat jahatnya. Ia perintahkan para prajuritnya untuk membawa Samba Paria ke istana kerajaannya.
Raja                   : (Sambil berjalan keluar dari rumah Samba Paria bersama prajuritnya) “hey kalian berdua! Cari dan tangkaplah Samba paria, bawalah dia ke hadapanku! Jangan biarkan dia lolos!”
Prajurit 1 dan 2 : “Baik yang Mulia!” (pergi mencari samba paria) (mereka menangkap samba paria)
Samba Paria      : “Tidak, tidak! Apa yang kalian lakukan?! Mengapa kalian menangkapku?! Apa salahku?!”
Prajurit 1           : “Diam! Jangan banyak tanya kau!”
Samba Paria      : “Baiklah aku akan diam, tapi kau harus memberitahuku mengapa kalian menangkapku?”
Prajurit 2           : “Hahahahaaha! Raja memperintahkan kami untuk menangkapmu! Sepertinya dia ingin menggenapkan koleksinya menjadi 100! Hahahahaha!”
Samba paria       : “Koleksi apa maksudnya?”
Prajurit1            : “Ckckck! Sudahlah, Diam saja kau!”
(mereka bertiga pun sampai di hadapan Baginda Raja)
Raja                   : “Wah, akhirnya kalian sampai juga! Kenapa kalian sangat lama?! Masa hanya menangkap seorang gadis saja kalian lama sekali?! Baiklah, mari kita ke istana sekarang!
Samba Paria      :  "Maaf yang mulia,  Tapi perkenankan hamba membawa daun-daun paria. Sungguh, hamba sangat senang memakan sayur daun paria"
Raja                   : “Baiklah, karena aku adalah Raja yang baik nan bijaksana, maka aku memperkenankanmu!”
Samba Paria      : “Terima kasih wahai Baginda Raja!” (mengambil daun-daun paria)



Adegan 4
            Samba Paria kemudian dibawa dengan kuda menuju istana kerajaan. Tanpa diketahui para prajurit yang mengawalnya, Samba Paria merobek daun-daun paria yang dibawanya itu dan dibuangnya di sepanjang jalan yang dilaluinya. Dengan cara itu ia berharap kakaknya dapat mengikutinya hingga ke tempat dimana ia dibawa.
Kakak Samba    : (sambil berjalan jalan kebingunggan) “Kenapa Samba Paria lama sekali yah? Perasaaan ku tambah tidak enak. Lalu kemanakah Baginda Raja dan prajuritnya? Sepertinya aku harus menyusul Samba Paria!” (mendapati sobekan sobekan daun paria) “Apa ini? Jangan-jangan Baginda Raja menculik Samba Paria dan  ini adalah petunjuk yang samba berikan? Aku harus mengikutinya”

Adegan 5
            Selama dua hari dua malam ia berjalan, tibalah kakak Samba Paria itu di halaman sebuah istana kerajaan. Ia lantas berteriak-teriak mernanggil nama adiknya dari luar halaman istana kerajaan.
Kakak Samba    : “Samba Paria! Samba Paria! Apakah kau ada di dalam dik? Samba Paria!”
Prajurit 1           : “Hey apa yang kau lakukan?! Kau dilarang membuat keributan disini! Pergi kau!”
Kakak Samba    : “Baiklah, Aku akan pergi dan pulang ke rumah di tengah hutan belantara. Namun sebelumnya, aku akan menanam pohon kelor di sini. Ingat-ingatlah, Samba. Jika pohon kelor itu layu, itu pertanda aku tengah menderita sakit keras. Jika pohon kelor itu mati, maka aku pun juga mati.” (menanam)
Samba Paria      : (melihat keluar jendela) “Ahh tidak! Pohon kelor itu layu, aku harus mencari cara untuk pergi dari sini!” (menyelinap ke luar istana)


Adegan 6
            Samba Paria bergegas menuju rumah panggungnya. Kakak Samba Paria sangat gembira melihat adiknya telah pulang. Ia yang tengah sakit keras akhirnya bersedia makan masakan buatan adiknya. Kesehatannya pun segera berangsur angsur membaik.
Samba paria       : “Bagaimana ini kak? Cepat atau lambat pasti Sang Raja akan menyusul kita di sini.”
Kakak Samba    : “Mm.. Baiklah begini saja, kita  akan membuat ramuan dengan mencampur cabe rawit, biji-biji merica, dan daun kelor dalam jumlah yang banyak. Campuran bahan-bahan itu lantas di campur dengan air dan abu dapur hingga menyerupai adonan kue. Setelah itu kita akan menyiramkan ramuan itu ke wajah Sang Raja”
Samba Paria      : “Baiklah kak, biar saya yang siapkan!” (menyiapkan ramuan itu)
Prajurit 2           : “Hey! Buka pintunya!” (sambil menggedor-gedor pintu)
Kakak samba     : “Baiklah saya yang akan membukakan pintu dan kau yang akan menyiramkan ramuan itu ke wajah Sang Raja”
Samba Paria      : “Baiklah kak, 1,2,3!” (menyiram ramuan tersebut ke wajah sang raja dan prajuritnya)
Prajurit 1 dan 2           : “Aahhh!” (Sambil lari ketakutan dengan terus  mengusap-usap matanya)
Raja                   : “Ahhh! Beraninya kau!” (mengusap-usap matanya dan terjatuh ke tanah dan membentur batu)
Samba Paria      : “Kak, sepertinya dia sudah mati.”
Kakak Samba    : “Ah, Untung dia telah meninggal” (memeluk adiknya)
            Samba Paria dan adiknya kemudian hidup dalam ketenangan dan kedamaian setelah Sang Raja yang jahat kelakuannya itu meninggal dunia. Keduanya tetap tinggal di rumah panggung mereka di tengah hutan belantara.
-Selesai-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SMA: REGRET IN SENIOR YEAR OF HIGH SCHOOL

Halo, mbak-mbak, mas-mas, kakak-kakak, dan terutama dede-dede sekaliaann!! *Inhale-exhale* Ok, ini pertama kalinya gw nulis artikel macam ginian, Biasanya gw cuma ngapload-ngapload karya-karya ga jelas gw. hehe. But well, kali ini gw pengen mencoba sesuatu yang lebih berguna buat orang-orang terutama buat dede-dede emess diluaran sana yang masih SMP atau mungkin masih kelas 10/11 yang belum merasakan kerasnya pertarungan di rimba “ SENIOR YEAR OF HIGH SCHOOL ”. “Hah? Apaan sih kak, lebay banget. Biasa aja kali. Bubarr aja deh, bubaarr!” Eitss, tunggu dulu. Seriusan deh, mending lu baca artikel ini sampai habis. Soalnya bukannya gw mau sok menggurui ya, tapi ini itu berdasarkan pengalaman, cacian , hinaan , dan penyesalan dalam diri gw sendiri dan kebanyakan orang di luran sana. Jadi yah intinya ini itu adalah 5 HAL YANG GW SESALIN SAAT SENIOR YEAR DI SMA! Yup, Mending kita langsung aja deh daripada lu keburu tidur karena intronya kebanyakan. haha. PENYESALAN PERTAMA: KENA

Naskah Drama Persahabatan dengan 4 pemain

BEST FRIEND FOREVER Adegan   1        Suatu hari Yuri, Marie, Adinda, dan Carly   ingin membentuk sebuah grup yang   bernama BEST FRIEND FOREVER. Marie                     :”Teman-teman bagaimana kalau kita buat grup!” Yuri                        :”Bagus juga,tapi nama grupnya apa ?” Adinda                  :”Bagaimana kalau nama grupnya itu best friend forever” Carly                      :”Ihh nama grupnya kampungan banget sih!” Yuri                        :”Ihh carly jangan gitu dong,kita nggak boleh saling ngejek kayak gitu!” Adinda                  :”Tuh dengerin!” Marie                     :”Jangan ribut dong ,nggak apa apa itu aja” Carly                      :”Ya udah best friend forever aja” Marie                     :”Kita bikin tossnya yuk” Yuri                        :”Begini saja Marie bilang best, Aku bilang friend, Carly bilang for dan Adinda    bilang ever sambil ngulurin tangan.” Adinda                  :”Lalu bagaimana kalau kita ngan